Sahabat..seringkali ketika kita berjalan – jalan, melamun sendirian atau bahkan ketika kita (maaf) sedang di kamar mandi, terbersit ide yang, kalau tidak unik, kreatif, biasanya juga terinspirasi oleh sesuatu yang baru saja kita lihat dan membuat kita tertarik. Baru saja melihat Butik yang rame dikunjungi orang, tahu – tahu kita ingin. Baru saja liat kedai bakso yang penuh sesak pengunjung, tahu – tahu kita ingin. Dan seterusnya.
Hal ini normal, lantaran setiap hari konon otak memproduksi 6000 pikiran. Bisa dibayangkan. Tapi pernahkah kita sadar, saking seringnya kita berfikir, kadang kita overload ide, memiliki terlalu banyak ide. Terlalu banyak ide artinya terlalu banyak pertimbangan. Telalu banyak pertimbangan akibatnya: menunda action!!
Menunda action, menurut saya adalah lampu merah.
Gagal dan menang dalam usaha itu lumrah, yang penting actionnya. Orang yang action lalu gagal punya keuntungan karena ia telah mencoba, sedangkan orang yang belum action, akan selalu gagal (belum mencoba lalu otomatis gagal pula). Menunda boleh saja dengan catatan, ybs tetap fokus 1 ide, menunda untuk sementara waktu, dan punya rencana waktu yang pasti kapan akan mulai.
Bagaimana agar segera action?
Sadarilah bahwa semua ide itu baik. Oleh kawan saya yang jago Marketing (apa yang dipasarkannya selalu berhasil setahu saya), saya dinasihati: sebetulnya apapun produk kita, asal kita mau jualan, mengumumkan kepada orang apa produk kita dan apa manfaatnya dan harganya berapa, akan ada saja orang yang membeli. Ingat, kata dia, Narkoba saja laku! padahal sudah haram, membahayakan pula. Apalagi yang bermanfaat? Semua ide bisnis, saya yakin sekali 100 nilainya.
Jangan terlalu banyak berfikir. Menimbang, menimbang dan menimbang. Bukankah untung dan rugi itu pasti adanya? tugas kita menyengajakan keuntungan kita lebih sering dari kerugian kita. Menimbang itu perlu, sekali lagi jangan lama – lama. Problem kita adalah terlalu lama menimbang. Jalan saja, namanya mencari jalan, maka harus berjalan dulu syaratnya. Kalau tidak jalan, jalan yang mana yang kita cari? tanya kenapa.
Fokus ke tujuan. ini untuk menghindari hobi gonta-ganti bisnis. Cepat ekseksusi tapi cepat ganti usaha lain namanya ngawur. Ngawur itu berbeda dengan nekat. Untuk nekat, orang perlu keberanian. Tapi untuk Ngawur, orang tidak perlu apapun, karena memang ngawur. Nah, menjadi pilihan kita sekarang, segera merealasisakan waktu terbaik ide kita atau tetap menjadi pengumpul ide dan menimbang dan terus menimbang…
Go Action…Take Double Action..
di copy dari milist..EA
Selengkapnya...
Kamis, 14 Oktober 2010
Terlalu Banyak Ide Membuat Bingung?
Bisnis Sukses: Jadilah Bodoh
Pintar vsBodoh ala Bob Sadino
Terlalu Banyak Ide – Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh” mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya
Miskin Keberanian untuk memulai –Orang “bodoh” biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”, kenapa ? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar” telalu banyak pertimbangan.
Telalu Pandai Menganalisis –Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang “bodoh” tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.
Ingin Cepat Sukses –Orang “Pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang “bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.
Tidak Berani Mimpi Besar – Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang “bodoh” tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.
Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi – Orang “Pintar” menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “Bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.
Berpikir Negatif Sebelum Memulai – Orang “Pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.
Maunya Dikerjakan Sendiri – Orang “Pintar” berpikir “aku pasti bisa mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.
Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan – Orang “Pintar” menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang penting produknya terjual”.
Tidak Fokus – Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh” tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.
Tidak Peduli Konsumen – Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang “bodoh” ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.
Abaikan Kualitas -Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sednagnkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.
Tidak Tuntas – Orang “Pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh” mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.
Tidak Tahu Pioritas – Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang “Bodoh” ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas
Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas – Banyak orang “Bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,
Mencampuradukan Keuangan – Seorang “pintar” sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.
Mudah Menyerah – Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang “Bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.
Melupakan Tuhan – Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan “TUHAN”. Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.
Melupakan Keluarga – Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga
Berperilaku Buruk – Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diatas kakinya sendiri
Selengkapnya...
Sabtu, 10 Juli 2010
HIJRAH
Kata Hijrah (هِجْرَة) berarti Pindah.
Secara harfian dan menurut sejarah Islam, kata tersebut merefer pada peristiwa perpindahan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah menuju Yasrib, yang kemudian dikenal sebagai Madinah.
Peristiwa tersebut akhirnya menjadi tonggak dimulainya kalender Islam, yakni Hijriyah.
Perpindahan tersebut adalah demi perubahan yang lebih baik. Meskipun dipandang dari beberapa sisi, prosesi hijrah juga berarti meninggalkan kemapanan yang sudah dipegang, meninggalkan rumah dan harta kekayaan yang pernah dikumpulkan. Ditambah lagi di tempat tujuan tidak ada jaminan akan mendapatkan tempat penghidupan yang lebih layak.
Namun perubahan harus dilakukan. Sebagaimana firmanNya:
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri." (Ar Ra'd: 11)
Tidak sedikit contoh orang-orang besar, kesuksesannya berawal dari titik perpindahan (hijrah). Nabi Musa AS hijrah dari negeri Firaun bersama kaumnya.
Nabi Ibrahim AS membangun peradabannya saat pindah ke Kan'an.
Nabi Yusuf AS memulai kebesarannya setelah berpindah ke Mesir.
Dalam perkembangannya, hijrah tidak harus berpindah tempat, melainkan juga merubah sistem, pola pikir, dan segala sesuatu yang memang harus dirubah.
Banyak sekali contoh pengusaha sukses, yang menjadi besar setelah berani merubah cara kerjanya, bahkan mengganti bidang usahanya. Kalau pernah membaca buku-buku tentang motivasi, hampir semuanya menyertakan perubahan sebagai salah satu kuncinya.
Masalahnya, bukan perkara yang mudah untuk berubah, untuk meninggalkan (sekali lagi) kemapanan yang sudah diraih, demi sesuatu yang masih 'remang-remang'. Dibutuhkan tekat yang kuat, niat yang mantap, mental yang siap untuk menghadapi hal baru di luar kemapanannya.
Banyak yang takut berubah. Lebih enak dan nyaman mempertahankan apa yang sudah didapat, daripada beresiko kehilangan segalanya.
Secara pribadi, saat ini saya sedang merencanakan hijrah dari seorang pekerja menjadi bekerja sendiri tanpa diatur orang lain, mudah-mudahan Tuhan memberi kesempata bagi orang yang Hijrah seperti saya, Amin.......
Selengkapnya...
Sabtu, 10 April 2010
Negeri Para Bedebah
Negeri Para Bedebah
Karya:Adhie Massardi
Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala
Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah
Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah
Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya
Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan
Selengkapnya...
Senin, 22 Februari 2010
Bisnis Pengemasan
Mengemas Laba Bisnis Kemasan
Rabu, 11 November 2009
JAKARTA-METRO; Kemasan sangat menentukan keberhasilan sebuah produk mampu menembus pasar. Namun biasanya tidak mudah untuk menciptakan kemasan dan produk yang mampu diterima pasar. Masalah seperti ini seringkali dihadapi oleh para pengusaha usaha kecil dan menengah (UKM).
Melihat peluang ini, Maria Magdalena pun memulai usahanya sebagai pengusaha makanan. Pada tahun 2008 lalu ia mencoba melakukan terobosan dengan membuat kemasan-kemasan unik bagi produk-produk makanannya, hasilnya kemasannya banyak dilirik orang. "Sejak Januari 2008 lalu saya sering membantu UKM, dalam menembus pasar moderen. Lalu banyak yang bilang packaging produk saya bagus. Banyak usah kecil, yang bertanya," kata Maria.
Semenjak itu lah ia bersama suaminya bertekad untuk mengembangkan usaha produksi kemasan skala kecil untuk memenuhi permintaan UKM. Setidaknya ia memulai dengan merogoh modal Rp12 juta untuk membeli 3 mesin pembuat kemasan.
Dikatakannya selama ini UKM kesulitan mendapat kemasan bagus dengan jumlah kecil, maklum saja para pabrikan kemasan hanya melayani pembuatan kemasan partai besar. Walhasil, saat ini permintaan produk kemasannya mulai menyebar di seluruh Indonesia, selain sebagai mitra binaannya para UKM tersebut juga umumnya bergerak bidang produk makanan telah menjadi pelanggan setianya. Beberapa produk yang ia hasilkan seperti stand-up pouch, alumunium foil, paper bag, plastic vakum, packaging machine, label dan lain-lain.
Ia mengatakan saat ini para UKM di Indonesia sering kali mengalami kendala dalam hal kemasan. Berdasarkan pengalamannya, banyak UKM terjebak dengan pemikiran bahwa produk UKM tidak harus bagus kemasannya sedangkan kemasan bagus hanya menjadi milik industri besar. "Mereka UKM mikirnya pabrikan saja yang kemasannya bagus. Ternyata home industry juga bisa bagus, ini bisa menambah nilai jual loh," katanya.
Selain itu, kata dia, masih ada paradigma di pengusaha, UKM jika kemasan yang bagus akan menambah beban produksi, padahal kata dia saat ini kemasan sangat menentukan keberhasilan sebuah produk di pasar. Ia mencontohkan produk-produk impor terlihat sebagai barang mahal dan bagus, hanya gara-gara dikemas secara rapih dan moderen.
Ia menjelaskan komposisi biaya produksi dari kemasan setidaknya hingga 30% masih dianggap wajar dan layak dipertimbangkan. Saat ini, ia biasa menjual harga kemasan termurah untuk ukuran sachet antara Rp250 -1600 per sachet. Sedangkan untuk produk kemasan termahal adalah jenis komposit yang dijual Rp8.000 per kemasan.
Ia menjual ukuran sachet minimal dengan jumlah pemesanan 20.000 lembar, sedangkan untuk pemesanan di pabrik kemasan skala besar biasanya meminta pemesanan minimal diatas Rp200 juta, selain itu ia berani jamin produk kemasannya lebih murah dari harga pabrik besar. "Bisa selisihnya sampai Rp200 per sachet, lebih murah dari pabrik besar, ini sangat membantu UKM yang membutuhkan kemasan dengan jumlah pembelian dengan partai kecil," katanya.
Bagi UKM yang telah memiliki kemampuan produksi tinggi ia menyarankan proses penutupan (perekat) kemasan harus menggunakan mesin otomatis dengan harga Rp4,8 juta per buah. Bagi UKM yang produksinya masih rendah ia menyarankan untuk menggunakan penutup kemasan manual seharga Rp350.000. Beberapa alat-alat tersebut ia juga sediakan bagi mitra-mitranya untuk dijual.
Ia mengaku saat ini sering mendapat undangan dari departemen perdagangan maupun departemen perindustrian untuk memberikan penyuluhan terhadap UKM-UKM yang mengalami kendala dalam kemasan, termasuk konsultasi izin usaha, konsultasi membuat kemasan, membuat bar code, izin sertifikasi halal, standar produk makanan internasional dan lain-lain.
Hasilnya sampai saat ini bisnisnya semakin moncer. Dengan dibantu 25 orang karyawannya, setiap bulannya ia mampu membukukan omset hingga ratusan juta per bulan dengan menjual kemasan-kemasan seperti produk makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, produk kaleng dan lain-lain. (kdc)
Selengkapnya...
Senin, 15 Februari 2010
BAGAIMANA MEMULAI SUATU BISNIS
1. Start With A Dream
Awali semuanya dengan mimpi-mimpi yang bisa direalisasikan. Yakini bahwa apa yang dimimpikan PASTI akan diraih dan sesuai dengan harapan. Laksanakan dan segera adakan pengevaluasian untuk menemukan formula terbaik (Perbaikan).
“It is said that a man’s life can be measured by the dreams he fulfills”. Roarke Fantasy Isl
2. Love The Products Or Services
Cintai seikhlas dan setulus mungkin produk/service yang ditawarkan. Tanpa adanya rasa cinta maka motivasi dan semangat untuk mencapainya tidaklah akan bisa optimal. Dengan adanya cinta maka apapun yang dikerjakan, bukan lagi sebagai beban tetapi adalah kesenangan/enjoy. “The Grand essentials of happiness are: something to do, something to love, and something to hope for”. Allan K Chalmers
3. Learn The Basics of Business
Dasar-dasar bisnis harus diketahui dengan pasti dan detail agar segala hal yang berhubungan dengan kerugian, bisa diantisipasi lebih awal. Yang kurang diperbaiki sedangkan yang lebih dipertahankan dan jika dimungkinkan, tingkatkan kwalitasnya. “Never tell people how to do things. Tell them what to do and they will surprise you with their ingenuity.” George S Patton, American Military Leader
4. Willing to Take the Risks
No Risk No Gain. Pekerjaan apapun, pasti ada resikonya. Resiko ini APAKAH akan semakin besar atau tidak, sangatlah ditentukan oleh diri kita. Jika segala pekerjaan diawali dengan profesional serta diiringi oleh kemawasan diri, kewaspadaan dan kehati - hatian maka segala resiko akan bisa diminimalkan atau disirnakan. Jadi, apapun risiko yang mungkin timbul, haruslah dihadapi dan disikapi secara professional serta jangan lari dari kenyataan. “This nation was built by men who took risks - pioneers who were not afraid of the wilderness, business men who were not afraid of failure, scientists who were not afraid of the truth, thinkers who were not afraid of progress, dreamers who were not afraid of action.” Brooks Atkinson
5. Seek Advice, But Follow Your Belief
Temukan nasehat dari siapapun juga tetapi keputusan final tetap berada ditangan anda. Baik bagi orang lain, belum tentu baik pula bagi diri kita dan demikian pula sebaliknya. Inti akhir adalah buatlah keputusan yang menyenangkan dan menguntungkan diri sendiri. “I have found the best way to give advice to your children is to find out what they want and then advise them to do it.” Harry S Truman
6. Work Hard, 7 Day A Week,18 Hours A Day
Umumnya, orang-orang yang sukses adalah pekerja keras yang pantang menyerah dan penuh dengan semangat. Jika dimungkinkan, dalam kondisi tidurpun selalu berpikir untuk mendapatkan yang terbaik (untuk keesokan harinya). Melalui kerja keras akan didapatkan ber-aneka pengalaman dan yang bermanfaat segera dikembangkan.
7. Make Friends as Much as Possible
Dengan dimilikinya teman yang sebanyak mungkin maka semua peluang dan kesempatan timbul akan bisa didapatkan (melalui informasi yang diterima). Peluang dan kesempatan adalah cikal bakal dari timbulnya jalan kesuksesan. “Friendship’s much more important to me [now] than what I thought success was.” STING, 1990
8. Deal With Failures
Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda dan jangan sampai terpengaruh atau down. Seyogianya, melalui kegagalam akan timbul kiat-kiat terefektif atau formula terbaik untuk menghadapi keesokan harinya. Tanpa mencoba dan gagal, seseorang tidak akan tahu jalur APA yang seharusnya diperbuat agar tidak gagal atau meraih keberhasilan. “Develop success from failures. Discouragement and failure are two of the surest stepping stones to success.” Dale Carnegie
9. Just do it, now !
Inti dari segalanya adalah lakukan sekarang juga dan jangan menunda-nunda keesokan harinya untuk apa yang bisa dikerjakan di hari ini. Selamat mencoba dan semoga sukses selalu. Ingat, semua kesuksesan dan kegagalan ANDA lah penentunya.
yosyicar inardi
Selengkapnya...
The Sense of Kepepet
ANDA baru saja dipecat dari pekerjaan Anda? Kalau Anda punya cita-cita jadi pengusaha - tidak mau selamanya jadi orang gajian - maka Anda punya alasan untuk bersyukur. Sebab, inilah saatnya Anda punya waktu yang tepat untuk memulai usaha Anda.
Sepuluh tahun lalu, seorang Jaya Setiabudi tidak sabar menunggu dipecat. Dia memecat dirinya sendiri padahal baru saja bekerja setahun empat bulan, dan itulah pekerjaan pertamanya setelah lulus kuliah. Dia memang punya impian yang kuat menjadi pengusaha. Dia percaya pada kawannya yang pernah bilang padanya bahwa ia punya ciri-ciri pengusaha. Apa ciri itu? 1. Tidak suka bangun pagi; 2. Tidak suka digaji pas-pasan; 3. tidak suka dimarahi bos.
Maka, si pengusaha baru itupun memulai bisnis pertamanya. Modal uangnya tak banyak, cuma tabungan 4,5 juta. Tapi dia punya modal lain: jaringan pertemanan (dia ambil bisnis pemasok suku cadang, kepercayaan para pemasok barang (dia bekerja di bagian pembelian dan dia tak pernah mau disogok atau mengajak main kuitansi), dan The Sense of Kepepet! Jaya pun menelepon ayahnya bahwa dia sudah siap. Siap apa? Siap bangkrut! Dan, dia benar-benar sudah siap ketika tiga bulan kemudian ia mengalami bangkrutnya yang pertama!
Berhentikah Jaya setelah kebangkrutan itu? Tidak. Kelak ia bisa menyimpulkan bahwa rugi, ditipu, bangkrut adalah vitamin yang membuat seorang pengusaha tahan banting. Ia sudah membuktikan itu. Usahanya berkembang, maju, dan merambah berbagai bidang.
Saya percaya bahwa kegagalan adalah makanan wajib pengusaha. Ada sebuah penelitian terhadap empat milyuner muda Amerika yang mencapai sukses di usia menjelang 35 tahun, usia yang sangat muda. Rata-rata mereka terlibat dalam tujuh belas bisnis sebelum menemukan bisnis yang dapat membawa mereka ke puncak keberhasilan. Catat itu: TUJUH BELAS KALI! Anda bisa membaca kisah itu di buku Failing Forward John C. Maxwell. ”Mereka terus mencoba dan menggantikannya hingga menemukan sesuatu yang klop untuk mereka,” kata Maxwell.
Pastilah bukan kegagalan itu yang dicari. Bukan kegagalan itu yang membuat bangga. Tapi, kegagalan tidak pernah menjadi ketakutan untuk terus mencoba. Saya percaya, jika kita mencoba maka kemungkinannya dua: gagal atau berhasil. Itu pasti lebih baik daripada tidak mencoba karena tak ada kemungkinan kecuali satu hal: kita pasti tidak berhasil. Bagaimana mau berhasil, kalau mencoba saja tidak!
***
Tak semua pengusaha seperti Jaya. Ia punya semangat untuk berbagi. Ia percaya bahwa semangat dan impian menjadi pengusaha alias entrepreuner harus ditularkan. Pada saya ia pernah bilang bahwa bangsa ini kekurangan pengusaha, tak sampai nol koma sekian persentase pengusaha. Padahal, ia mengutip Ciputra, harusnya empat persen dari penduduk suatu negara haruslah bergerak sebagai usahawan bila ekonomi negara tersebut ingin tangguh.
Jaya tidak tinggal diam. Sebagai orang yang menyebut diri sebagai provokator entrepreuner - saya kira ini sebutan yang amat cocok buat dia - ia membuat berbagai forum pertemuan para pengusaha pemula, namanya Entrepreuner Ascosiation (EA). Saya pernah ikuti salah satu pertemuan itu. Sebuah pertemuan yang sangat memberdayakan dan menularkan spirit tangguh untuk jadi pengusaha. Dulu, tempatnya selalu berpindah-pindah. Biasanya dipilih tempat usaha salah satu anggota. Dalam pertemuan itu sangat mungkin terjadi kerjasama-kerjasama bisnis (saya sekali waktu diberi kartu nama seorang pengusaha sablon plastik untuk kemasan), kongsi modal, dan saling bantu memecahkan kebuntuan usaha, juga cerita-cerita mencerahkan dari langkah-langkah bisnis anggota EA yang sudah diambil dan berhasil. Hal-hal di luar bisnis dipecahkan oleh orang yang berkompeten. Bila ada peraturan perpajakan baru, maka diundang orang dari Kantor Pajak. Saya tak tahu apakah Kadin, Apindo atau asosiasi pengusaha lain ada melakukan hal serupa itu.
”Yang pasti sekarang ini banyak anggota-anggota EA sudah jadi dan yang ditarik jadi anggota asosiasi lain,” kata Jaya, pada saya suatu hari. Itu artinya, provokasi Jaya berhasil. Dan tenang saja, sebagai provokator dia tak kehabisan akal untuk menghasut orang sebanyak-banyaknya. Akhir tahun lalu bukunya diterbitkan oleh Penerbit Gramedia. Inilah jurus barunya untuk menularkan semangat berusaha itu. Bukunya berjudul menggugah: THE POWER OF KEPEPET!
Saya sempat mengikuti proses kelahiran buku itu sejak masih prin-prinan. Saya menjadi semacam konsultan tak resmi atas buku itu, khusus memberi masukan - ah lebih tepat mempertajam ide Jaya sendiri - tentang bagaimana ilustrasi akan ditambahkan. Sebenarnya Jaya sudah amat tahu bagaimana buku itu hendak diwujudkan. Kami melibatkan Dalbo - kartunis Batam Pos - untuk menggarap ilustrasinya. Jaya yang punya rasa seni yang baik (perhatikan sampul bukunya yang bak poster film, ini dia dan timnya sendiri yang punya ide) amat menyukai tarikan garis kartun Dalbo.
***
Cerita di atas saya tulis lagi dari pengantar Jaya pada buku 116 halaman ini. Tidak tebal. Tapi saya jamin isinya amat menggugah, dan tentu membaca saja tidak cukup. ”Membaca buku ini,” kata Jaya, ”tidak akan mengubah hidup Anda. Tapi, Anda harus mempraktikkannya... ”Ya, begitulah memang seharusnya. Senada dengan judulnya, saya menyimpulkan apa yang hendak ditularkan Jaya adalah Sense of Kepepet. Itulah yang ia percayai bisa menjadi motivator paling kuat untuk mendorong orang menjadi pengusaha yang berhasil. Kalau pun Anda tidak kepepet, maka Anda harus membuat seakan-akan Anda kepepet.
Kalimat-kalimat Jaya di buku ini sugestif sebab ia menulis langsung dari pengalamannya. Pria kelahiran Semarang tahun 1973 ini punya rekor bangkrut Rp1,8 miliar pada usia 31 tahun. Bayangkanlah, ini adalah situasi kepepet yang benar-benar kepepet bukan? Sama seperti ketika ia diwisuda sebagai pengusaha bangkrut yang pertama kali, maka ia tak berhenti, ia putar akal. Bekerja lagi? Atau cari investor lagi? Yang pertama jelas bukan pilihan yang menarik buat dia, meskipun sebenarnya itu sangat mudah ia dapatkan. Itu langkah mundur. Jika itu yang ia pilih, saya hakkulyakin, anak keenam dari tujuh bersaudara ini tak akan punya tujuh perusahaan seperti saat ini. Sepuluh tahun setelah ia memecat dirinya sendiri, usahanya pun membentang dari industri konstruksi baja ringan, distributor suku cadang, jaringan toko retail makanan dan minuman, konsultan wirausaha, hingga konsultan bisnis retail.
Jadi, Anda boleh berdoa agar perusahaan Anda tidak memecat Anda. 2009 adalah tahun yang berat. Singapura saja menargetkan angkat pertumbuhan minus 2,5 persen, akibat krisis ekonomi di Amerika. Pasar lesu, order turun. Dan ingat, 70 ekspor perusahaan di Batam tujuannya adalah Singapura. Itu artinya pemecatan tidak terhindarkan. Tetapi, bila Anda dipecat, jangan meratap. Ini berarti kesempatan Anda untuk melenting bak pegas. Anda pasti tahu pegas, kan? Bila tidak dipepet, bila tidak ditekan, maka pegas tidak akan meregang dan regangan itulah yang menimbulkan daya dorong. Tuing! Melentinglah!
Surat PHK, saya kira boleh Anda baca sebagai sebuah surat pemberitahuan bahwa Anda diterima oleh dunia usaha sebagai pengusaha. Jangan anggap itu sebagai trompet sangkakala kiamat kehidupan Anda. Dan jangan lupa, baca buku The Power of Kepepet yang sampai saya tulis artikel sudah dicetak tiga kali, 13 ribu eksemplar sudah terbeli, dan pasti sudah lebih dari jumlah itu orang yang tertular gairah entrepreneuship Jaya. Di buku itu ada alamat e-mail nya, situs web-nya, juga nomor telepon selularnya. Setahu saya, sebagai provokator Jaya amat tidak pelit bagi ilmu.
Selengkapnya...
9 Tipe Kepribadian Entrpreneur
Agar kita bisa tahu apa yang
kita butuhkan untuk sukses. Apakah Anda memiliki tipe yang
sama dengan Bill Gates yang visioner atau improver seperti Anita
Roddick, pendiri Body Shop? Baca saja, tipe-tipe kepribadian
seorang pebisnis di bawah ini.
9 Tipe Kepribadian Entrepreneur --
Yang Manakah Tipe Kepribadian Anda?
1. The Improver.
Anda memiliki kepribadian ini jika Anda menjalankan bisnis dengan
menonjolkan gaya improver alias ingin selalu memperbaiki.
Anda menggunakan perusahaan Anda untuk memperbaiki dunia.
Improver memiliki kemampuan yang kokoh dalam menjalankan bisnis.
Mereka juga memiliki intergritas dan etika yang tinggi.
Personality Alert: Waspadai sifat Anda yang cenderung
menjadi perfeksionis dan terlalu kritis terhadap karyawan
dan pelanggan Anda. Contoh Entrepreneur: Anita Roddick,
pendiri The Body Shop.
2. The Advisor.
Tipe kepribadian pebisnis seperti ini bersedia memberikan
bantuan dan saran tingkat tinggi bagi para pelanggannya.
Motto dari advisor ini yaitu pelanggan adalah benar dan kita
harus melakukan apa saja untuk menyenangkan mereka.
Personality Alert: Seorang advisor bisa jadi terlalu fokus
pada kebutuhan bisnis mereka dan pelanggan, sehingga
cenderung mengabaikan kebutuhan mereka sendiri dan
bisa-bisa malah cape hati sendiri. Contoh Entrepreneur:
John W. Nordstrom, pendiri Nordstorm.
3. The Superstar.
Inilah bisnis yang pusatnya dikelilingi oleh karisma dan energi
tinggi dari Sang CEO Superstar. Pebisnis dengan kepribadian
seperti ini biasanya membangun bisnis mereka dengan personal
brand mereka sendiri.
Personality Alert: Pebisnis dengan tipe ini bisa menjadi
terlalu kompetitif dan workaholics.
Contoh Entrepreneur: Donald Trump, CEO Trump Hotels &
Casino Resorts.
4. The Artist.
Kepribadian pebisnis seperti ini biasanya senang menyendiri
tapi memiliki kreativitas yang tinggi. Mereka biasanya sering
kali ditemukan di bisnis yang membutuhkan kreativitas seperti
pada perusahaan agen periklanan, web design, dll.
Personality Alert: Pebisnis tipe ini bisa jadi terlalu
sensitif terhadap respon pelanggan Anda, walaupun kritik
dari mereka bersifat membangun.
Contoh Entrepreneur: Scott Adams, pendiri dan penggagas
Dilbert.
5. The Visionary.
Sebuah bisnis yang dibangun oleh seorang visioner biasanya
berdasarkan visi masa depan dan pemikiran pendirinya. Anda
memiliki keingintahuan yang tinggi untuk mengerti dunia di
sekeliling Anda dan akan membuat rencana untuk menghindari
segala macam rintangan.
Personality Alert: Seorang visioner bisa jadi terlalu fokus
pada mimpi mereka dan kurang berpijak pada realitas. Dan
jangan lupa, menyertai visi Anda dengan melakukan tindakan
nyata. Contoh Entrepreneur: Bill Gates, pendiri MicroSoft
Inc.
6. The Analyst.
Jika Anda menjalankan bisnis sebagai seorang analis, perusahaan
Anda biasanya memfokuskan pada penyelesaian masalah dalam
suatu cara sistematis. Seringkali berbasis pada ilmu pengetahuan,
keahlian teknis atau komputer, seorang analis perusahaan biasanya
hebat dalam memecahkan masalah.
Personality Alert: Hati-hati dengan kelumpuhan analisa.
Bekerjalah dengan mempercayai orang lain. Contoh Entrepreneur:
Gordon Moore, pendiri Intel.
7. The Fireball.
Sebuah bisnis yang dimiliki oleh si Bola Api ini biasanya
dioperasikan dengan penuh hidup, energi dan optimisme.
Pelanggan merasa perusahaan Anda dijalankan dengan tingkah
laku yang fun.
Personality Alert: Anda bisa jadi berkomitmen yang
berlebihan terhadap tim Anda dan bertingkah laku terlalu
impulsif. Seimbangkan keimpulsivan Anda dengan rencana
bisnis.
Contoh Entrepreneur: Malcolm Forbes, penerbit dan pendiri
Forbes Magazine.
8. The Hero.
Anda memiliki kemauan dan kemampuan yang luar biasa dalam
memimpin dunia dan bisnis Anda melalui segala macam tantangan.
Anda adalah inti dari kewirausahaaan dan bisa mengumpulkan
banyak perusahaan besar.
Personality Alert: Terlalu mengumbar janji dan menggunakan
taktik kekuatan penuh untuk mendapatkan sesuatu dengan cara
Anda tidak akan berhasil dalam jangka waktu panjang. Untuk
menjadi sukses, percayailah keterampilan kepemimpinan Anda
untuk menolong orang lain menemukan jalan mereka.
Contoh Entrepreneur: Jack Welch, CEO GE.
9. The Healer.
Jika Anda adalah seorang 'penyembuh', Anda bersifat
pengasuh dan penjaga keharmonisan dalam bisnis Anda. Anda
memiliki kemampuan bertahan yang luar biasa dan keteguhan
disertai dengan ketenangan dari dalam.
Personality Alert: Karena sifat perhatian Anda dan
kepenyembuhan Anda dalam menjalankan bisnis, Anda bisa
jadi menghindari realitas di luar sana dan selalu terlalu
berharap. Gunakan skenario perencanaan untuk persiapan
datangnya masalah.
Contoh Entrepreneur: Ben Cohen, salah satu pendiri Ben &
Jerry's Ice Cream.
Nah, dengan mengetahui 9 tipe kepribadian dalam
menjalankan sebuah bisnis, Anda bisa lebih terarah dalam
membangun bisnis .
DAN JANGAN LUPA SATU HAL, PENGUSAHA TIDAK PERLU PINTAR TAPI PANDAI CARI ORANG PINTAR
Semoga bermanfaat bagi semua
Salam Sukses Buat Semua Fighter!
Selengkapnya...
Senin, 18 Januari 2010
PUPUK ORGANIK GRANUL
Pupuk organik bisa dibuat dalam bermacam-macam bentuk. Bisa dibuat curah, table, pelet, briket, atau granul. Pemilihan bentuk ini tergantung pada penggunaan, biaya, dan aspek-aspek pemasaran lainnya. Salah satu bentuk yang banyak dipakai adalah granul. Membuat pupuk granul sebenarnya tidak terlalu sulit. Secara garis besar pupuk granul dapat dibuat dengan cara seperti di bawah ini.
Pengeringan Bahan
Bahan pupuk organik yang digunakan bisa dibuat dari pupuk kandang. Tapi perlu diingat pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang sudah ‘matang’ bukan yang baru keluar dari binatangnya. Bisa juga menggunakan kompos, baik kompos dari limbah pertanian, kompos dari sampah organik, atau humus yang langsung diambil dari tanah.
Langkah pertama adalah pengeringan. Kompos ini harus dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan alat pengering (rotary dryer). Kadar air kompos kering kurang lebih <20%. Lebih kering lebih bagus.
Rotary dryer untuk mengeringkan kompos/pupuk organik.
Diamater alatnya kurang lebih 150 cm dan panjang 9 m.
Penggilingan dan Pengayakan
Kompos yang sudah kering kemudian digiling dengan mesin giling. Atau ditumbuk saja juga bisa. Tingkat kehalusan kompos yang diperlukan minimal 80 mesh. Biasanya aku memilin 100 mesh. Kompos halus ini kemudian diayak dengan ayakan 80 mesh atau 100 mesh. Sisa bahan yang tidak lolos ayakan dikembalikan ke alat penggiling.
Penambahan Bahan-bahan Lain
Apabila diperlukan dapat pula ditambahkan beberapa bahan lain. Beberapa bahan yang sering ditambahkan adalah pupuk anorganik untuk meningkatkan kandungan hara N, P, K, atau hara mikro lainnya. Dapat pula ditambahkan dengan asam humat atau asam fulvat atau hormon perangsang pertumbuhan tanaman. Apabila memungkinkan dapat pula ditambahkan dengan mikroba-mikroba. Cuma tidak semua mikroba bisa ditambahkan ke dalam pupuk granul. Banyaknya bahan yang ditambahkan berbeda-beda untuk setiap perusahaan. Jenis dan dosis ini merupakan ‘rahasia perusahaan’ masing-masing. Ibaratnya masakan, jenis masakan bisa sama tetapi ‘ramuannya’ bisa berbeda-beda untuk setiap koki.
Granulasi
Setelah semua bahan siap, langkah berikutnya adalah pembuatan granul. Granul dapat dibuat dengan berbagai cara. Cara paling sederhana adalah dengan menggunakan nampan biasa. Biasanya aku gunakan cara ini untuk membuat contoh granul skala kecil. Bahan yang diperlukan sekitar 300 gr – 500 gr. Caranya, bahan dimasukkan ke dalam nampan, tambahakan air + perekat (jika perlu). Kemudian nampan digoyang-goyang sampai terbentuk granul. Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah penambahan air/perekat. Jumlahnya harus pas, tidak boleh berlebih atau terlalu sedikit. Di sinilah seni-nya membuat granul.
Alat lain yang juga dapat digunakan untuk membuat granul adalah moleh pengaduk semen. Alat ini biasa digunakan oleh para tukang batu untuk membuat rumah dan dapat diperoleh di toko-toko penjual alat bagunan. Prinsip kerjanya sama seperti cara di atas. Pertama masukkan bahan ke dalam moleh. Hidupkan mesinnya. Sambil diputar-putar, masukkan air sedikit demi sedikit ke dalam molen hingga terbentuk granul. Setelah granul terbentuk, isi molen dapat dituang.
Pembuatan granul dengan molen.
Alat lain yang khusus dibuat untuk granulasi adalah pan granulator. Alat ini berbentuk piringan yang berputar. Prinsip kerjanya sih masih sama dengan cara nampan di atas. Ukuran piringan bisa bermacam-macam. Kami memiliki pan granulator ukuran kecil dengan diameter 1 m dan ada juga yang berukuran 2.5 m. Cara kerjanya sama seperti yang telah disebutkan di atas.
Pan granulator ukuran kecil yang kami gunakan untuk percobaan atau membuat prototipe pupuk organik. Diameter piringan kurang lebih 1 m.
Pan granulator ukuran besar di salah satu pabrik pupuk organik.
Setelah granul terbentuk, granul ini perlu diayak untuk mendapatkan ukuran granul yang seragam. Ukuran ayakan tergantung pada ukuran granul yang akan dibuat.
Pupuk organik granul
Pengemasan
Langkah berikutnya adalah pengemasan pupuk granul. Ukuran kemasan bisa bermacam-macam. Kemasan-kemasan kecil bisa berukurang 1 kg, 5 kg, atau 10 kg. Kemasan juga bisa menggunakan karung dengan ukuran 25 – 30 kg. Kemasan biasanya terdiri dari dua bagian, bagian luar dan bagian dalam (inner). Kemasan bagian luar diberi merek/nama/logo perusahaan.
--------------------------------------------------------------------------------
Selengkapnya...